Tuesday, December 8, 2015

Anti Body Kucing- Mengapa Anak Kucing Sebaiknya Harus Divaksin Ulang

anti body kucing

Perlukah kucing divaksin ? tentu perlu....dengan segala kontroversinya masih lebih baik divaksin daripada tidak sama sekali.
Sesuai dengan panduan/anjuran pada artikel  Jadwal Vaksinasi Kucing, memang disarankan sbb:

kucing kecil umur kurang dari 6 bulan divaksin tricat 2 kali dengan jarak sekitar 1 bulan. Ini adalah anjuran minimal. Berdasarkan kondisi beberapa tahun belakangan, menurut pendapat pribadi saya, kelihatannya untuk kucing  umur 6 bulan - 1 tahun yang baru pertama kali vaksin, vaksin sekali saja tidak cukup, perlu diulang/booster.
untuk kucing umur lebih dari 1 tahun yang belum pernah divaksin sama sekali, vaksin tricat/tetracat 1 tahun sekali saja cukup, tidak perlu booster sebulan kemudian.
untuk kurang dari 1 tahun yang belum pernah divaksin rabies, bisa di vaksin rabies minimal setelah berumur 4 bulan, setelah vaksin tricat pertama dan kedua diberikan. Saya pribadi lebih suka memberikan vaksin rabies pada kucing setelah umur 6-7 bulan. Untuk daerah-daerah yang endemik rabies atau sedang wabah rabies seperti Bali, dll, hal ini tidak dianjurkan. Sebaiknya segera berikan vaksin rabies bila memungkinkan.
Beberapa waktu ke depan kita akan membahas beberapa pertanyaan berikut :

kenapa anak kucing umur kurang dari 6 bulan (<1 tahun) perlu divaksin ulang dengan jarak sekitar 1 bulan ?
bolehkah vaksin ulangan/booster ke dua diberikan lebih dari 1 bulan sejak vaksin pertama ?
kenapa kucing dewasa cuma perlu vaksinasi 1 tahun sekali ?
3 minggu lalu kucing saya sudah vaksin, kok sekarang bisa sakit ?
mengapa saya tidak memberikan vaksin rabies sekaligus dengan vaksin lain pada kucing/anjing yang baru pertama kali vaksin rabies ?
Mau tau jawabannya ?.... terus baca sampai selesai....jangan bosen atau pusing ya.... :)



1. Kenapa anak kucing umur kurang dari 6 bulan (<1 tahun) perlu divaksin ulang dengan jarak sekitar 1 bulan ?
Sebagai pemilik kucing, tentunya kita penasaran apa sih yang terjadi dengan kesehatan, kekebalan atau antibodi kucing setelah vaksinasi ? grafik di bawah ini bisa membantu menggambarkan apa yang terjadi.

vaksin & vakin ulang kucing
Garis merah pada grafik di atas memberikan gambaran tingkat kekebalan kucing  anakan (umur kurang dari 6 bln) yang baru pertama kali di vaksin. Setelah divaksin, antibodi tidak dengan segera
 terbentuk dalam tubuh kucing. Pada kucing yang sehat, baru mulai terjadi peningkatan jumlah antibodi  2-4 minggu setelah vaksinasi. Puncaknya terjadi beberapa minggu setelah kenaikan dimulai, setelah itu akan berkurang perlahan-lahan. Tetapi, meskipun telah mencapai puncak, jumlah/titer antibodi yang dihasilkan biasanya belum cukup untuk melindungi kucing dari penyakit. Oleh karena itu perlu vaksin booster/ ulangan sekitar 1 bulan setelah vaksin pertama. Gambaran apa yang terjadi setelah booster diberikan, bisa terlihat pada grafik berikut.

vaksin & vakin ulang kucing
Garis merah menggambarkan antibodi/kekebalan yang terbentuk setelah vaksin pertama. Garis merah putus-putus memperlihatkan apa yang terjadi dengan jumlah antibodi, bila anak kucing tidak di vaksin ulang. Garis biru menunjukkan jumlah kekebalan setelah anak kucing diberi vaksinasi ulang. Vaksin kedua/ulangan sering disebut booster, sesuai namanya booster memang menyebabkan jumlah antibodi menjadi lebih banyak dalam waktu yang relatif lebih cepat daripada vaksin pertama.

Antibodi yang terbentuk setelah vaksin kedua biasanya cukup untuk melindungi kucing dari penyakit. Setelah mencapai puncak, biasanya secara perlahan-lahan jumlah antibodi akan berkurang. Waktu berkurangnya antibodi yang dihasilkan setelah vaksin ulangan biasanya jauh lebih lama daripada vaksin pertama.

Ada 2 alasan utama mengapa anak kucing perlu divaksin dua kali/ booster :
- sistem kekebalan aktif (yang berasal dari tubuh sendiri) belum kuat, sehingga antibodi yag dihasilkan dari vaksin pertama biasanya jumlahnya belum cukup.
- anak kucing masih mempunyai kekebalan pasif (antibodi maternal) yang berasal dari induk.

vaksin & vakin ulang kucing

Kekebalan pasif/antibodi materna pada anak kucing  berasal dari induk kucing. Antibodi  tersebut  dipindahkan ke anak kucing melalui susu. Antibodi paling banyak terdapat pada kolostrum/susu awal. Kolostrum ini biasanya cuma ada pada hari 1-2 setelah melahirkan/mulai menyusui. Kekebalan yang berasal  dari induk ini lama-kelamaan akan semakin berkurang karena :

jumlah antibodi dalam susu juga semakin berkurang
anak kucing mulai  berhenti menyusu karena memasuki masa sapih.
grafik di atas menggambarkan penurunan jumlah antibodi & kekebalan pasif anak kucing yang berasal dari induknya. :
a. penurunan drastis mulai terjadi sekitar umur 1.5-2 bulan karena anak mulai berhenti menyusu pada induknya
b. sekitar 1 bulan sejak sapih jumlah antibodi materna tinggal sedikit
c. antibodi materna sangat sedikit, setelah beberapa bulan berhenti menyusu.

Tahap a,b dan c adalah tahap rentan bagi anak kucing karena kekebalan pasif yang berasal dari induk mulai berkurang dan mulai digantikan dengan kekebalan aktif yang berasal dari tubuh sendiri. Pada tahap ini pula vaksinasi sebaiknya diberikan agar kekebalan aktif bisa segera bertugas.


Kekebalan Pasif/Antibodi Materna Vs Vaksin
Antibodi materna adalah salah satu penyebab vaksin pada anak kucing harus diulang. Vaksin pada kucing biasanya berupa virus yang dilemahkan/mati atau bagian dari virus yang bisa merangsang pembentukan zat kekebalan/antibodi. Oleh karena itu vaksin sebaiknya hanya diberikan pada kucing yang sehat. Bila kucing divaksinasi pada saat antibodi materna masih banyak, efektivitas vaksin akan berkurang karena sebagian vaksin dinetralkan oleh antibodi materna. Oleh  karena itu vaksin harus diulang pada saat antibodi materna telah berkurang lebih banyak lagi.

Kalau begitu kenapa vaksinasi tidak diberikan pada saat antibodi materna telah habis  saja, biar lebih hemat ? Vaksinasi adalah tindakan pencegahan bukan pengobatan. Kita  berusaha memperkecil resiko kucing terkena penyakit menular & mematikan dengan cara sedini mungkin melatih sistem kekebalan tubuh kucing  melalui vaksinasi. Para Dokter  Hewan cuma memberi rekomendasi dan anjuran, keputusan vaksinasi atau tidak, tetap ada di tangan pemilik kucing :).

Sudah bosan atau pusing?....Pertanyaan berikutnya  (no 2-5) akan dibahas di artikel berikutnya....sabar, ya ! :) (oleh : drh. Neno WS, 2010)